Silly Tea Leaves

Some girls just need to get their mind right. Like, seriously. Don't just sit there and wait for him to text you back. Or, stop laying around and stalking his ex. Because, girls, you can do way more than that. Find some hobbies to do; join organisations, committee; do volunteering job; pray to your God; gather with your family. It is okay though to relax but you gotta be more productive somehow. You only live once, remember? Don't think over a guy too much. If he is the one, he will come and propose to you in the future so stop worrying so much about him. There are a lot of better stuff to do, dear. You are afraid that he will look for another girl? Be more attractive then. How? Maybe by educating yourself well, joining some youth forum or student exchange (aren't you girls all wanderlust?), or just simply being a fun girl with good attitude. Anything positive will work. So, girls, please uphold your values. Be independent. You are all prestigious. That is why you

Saya bukan tipe wanita yang menghabiskan 30 menit untuk memilih baju apa yang harus saya pakai ke kampus. Bukan pula tipe wanita yang menghabiskan the next 30 minutes untuk merias wajah. Tidak ada orang yang harus saya impress. Pun, saya memandang busana sebagai sesuatu yang fungsional. Saya bukan tipe wanita yang bertahun-tahun menjadi petugas medis sana sini untuk mengincar jabatan struktural atau relasi. Tujuan saya sederhana, agar jika nanti anak saya terjatuh ketika latihan naik sepeda atau cedera di pertandingan sepak bola pertamanya, saya tahu bagaimana harus bertindak; seperti bagaimana membersihkan dan membalut luka anak saya. Another thing perihal busana, pun saya bukan tipe wanita yang merasa perlu menggunakan high heels dalam acara formal . Saya paham perihal elegansi tetapi kembali ke poin di mana saya memandang busana sebagai sesuatu yang fungsional; saya sudah tinggi sehingga saya tidak melihat urgensi untuk memakai high heels. Saya bukan tipe wanita yang harus

"Kok lo sialan banget sih dev baru cerita ini semua sekarang?" "Gue gak mau cerita gue malah jadi burden buat kalian." "Ini nih," Rizka mulai geleng-geleng, "lo tau gak apa sifat terburuk lo? Lo bertebaran di luar sana, sok-sok an masang muka bahagia, dengerin curhatan semua orang, sok-sok an nyemangatin semua orang, sok-sok an nyelesein masalah semua orang, ketika diri lo sendiri pun punya masalah. Lo juga butuh dibantu, dev, paling enggak lo juga butuh didengar." "Iya, maaf, Riz..." "Paling enggak cerita ke Chintya, dev." Gue ketawa miris, "Gue gak akan cerita sama dua tipe orang riz. Orang yang lagi sibuk dan ringsung sama urusannya, kemudian sama orang yang lagi bahagia. Chintya lagi seneng banget akhir-akhir ini, riz, gue gak mau cerita gue malah ngeganggu dia. Gimana kalau nanti setelah dia denger cerita gue, dia malah sungkan buat nyeritain dan ngeluapin kebahagiaannya ke gue karena dia tau gue l