Posts

Showing posts from May, 2016

Java Chip Frappuccino Drinker in a Nutshell (Part 2)

Image
Saya bukan tipe wanita yang paham akan perkembangan musik terkini. Hanya The Beatles, Rudimental dan Tulus, paling, yang saya tahu. Tetapi jika kamu ingin berbincang mengenai e nglish literature, pun mengenai karya-karya penulis kondang Indonesia seperti Sutan Takdir, Cak Nun, Pramoedya, Sapardi dan Dewi Lestari, saya siap duduk manis sembari berdiskusi denganmu hingga coffee shop favorit kita tutup. Pun, saya bukan tipe wanita yang paham mengenai OOTD dan segenusnya. Maklum, saya sudah bisa ke kampus hanya dengan mengenakan kemeja, rok, sneakers dan hijab yang asal saya ambil dari almari. Tetapi, jika kamu ingin berbincang mengenai haute couture , oh Tuhan, dengan senang hati saya akan menaruh laprak ekologi saya dan menghabiskan jam demi jam untuk mengobrol sembari drawing some couture dresses bersamamu . Mari berbincang mengenai keapikan Spring 2016 Couture Fashion shows pun kejeniusan Jean Paul Gaultier, Paolo Sebastian,   serta rekan-rekan mereka. Yang terakhir, saya buk

Future Home part 1

Image
Jadi gini, wkwk, saya punya hobi dan interest terpendam; interest yang sudah ada sejak saya masih SD tetapi ia sebatas menjalar secara gerilya, di bawah tanah pula. Tidak pernah tampak. Saya... sebenarnya suka sekali dengan segala hal berbau interior design.  Ada perasaan lapang yang terasa setiap saya menyusun dan memadumadankan item-item. Contoh kecilnya, jika Anda ke Margo City, besar kemungkinan Anda akan menemukan saya di JYSK. Ketika teman-teman berencana untuk mendesign suatu ruangan, jadikan  function  sebagai dasar dari segala pilihan dan tindakan teman-teman  because interior design is more than just eye appeal.  Kemudian, perhatikan juga  mood  yang akan dihasilkan dari ruangan tersebut seperti pilihan warna dan lain-lain. Terakhir, ini juga kesempatan teman-teman untuk menunjukkan  personality  teman-teman.  Put your personal stamp and be brave! Lalu, siang kemarin saya berbincang dengan Istatik. Kami memang sering (sekali, banget, sangat) berbicara meng

Coretan Sabtu Malam

Beribu sajak terlahir mengatasnamakan rindu Pun coretan ini, ditulis karena pelupuk mata tidak mampu terkatup Terjaga, terus ragaku terjaga Rasanya malam membelai keningku tanpa ampun Membuatku terjaga, terus anganku terjaga Karena presensi tawa miliknya yang semakin luntur Tatkala, kawan, Ketika seseorang sudah terlanjur menyentuh inti jantungmu Bahkan seumur hidup pun tak cukup untuk bersembunyi dari resah Atau, ketika lelahku menguap esok hari, aku akan lupa? Adakah mukjizat serupa itu, malam? Insan lain cenderung merindukan detik, menit, bercengkrama bersamamu Ketika aku, yang mampu aku kalapkan tak lain gelak pun sunggingan bibir yang senantiasa terpatut bersama sepasang mata sendu milikmu Aku rindu... Perlu aku bawa derapmu mengarungi galaksi agar senyummu muncul lagi? Perlu aku tuntun langkahmu tuk selami palung agar tawa magismu terderai lagi? Malam, Tuhan, Takdir, Semua doa pasti sampai, janjiMu Sisipkan ketenangan dalam tidurnya malam ini, agar esok, dan eso

Mungkin, Masanya Memang Sudah Habis

Beberapa hal yang terjadi selama beberapa hari terakhir membuatnya mati rasa. Perihal keluarga, perkuliahan, lembaga, semuanya. Ia kebas. Ia kaku. Malam ini, ia hanya ingin ke pusat perbelanjaan yang selalu ia datangi paling tidak satu kali seminggu. Bukan untuk berbelanja sepatu atau perona pipi seperti gadis kebanyakan. Ia hanya butuh ketenangan di sudut kedai kopi atau restoran sushi, tempat di mana ia selalu dapat menemukan keheningan absolut yang ia butuhkan. Keheningan yang ia dapatkan di tengah pikuk dan tawa insan-insan yang bercengkrama di sekitarnya. Tetapi, malam ini, kakinya melangkah menuju toko buku. Bukan untuk masuk  ke dalam toko dan membenamkan dirinya dalam esai Cak Nun, melainkan ia berdiri di samping luar toko, memandang bagian earphones melalui kaca yang menjadikannya bagian dari lingkungan jika toko buku itu ialah sistem. Ia melihat dirinya, yang berdiri memandangi belasan earphones dengan wajah gembira sekaligus cemas. Dirinya dari masa dua bulan lalu, yang

Kapan Kamu Pulang?

Image
Kapan terakhir kamu menelepon orang tuamu? Maksudku, bukan kamu yang ditelepon. Melainkan, kamu yang menelepon. Kamu yang berinisiatif untuk menanyakan kabar kedua orang tuamu. Kapan terakhir kamu pulang ke rumah? Maksudku, bukan sekedar ragamu yang ada di ruang keluarga. Melainkan, kamu menghabiskan akhir pekanmu mengobrol bersama orang tuamu sembari memijat punggung mereka yang pegal karena mencari nafkah untuk membayar biaya kuliahmu. Kapan terakhir kamu menyebut nama orang tuamu dalam doa malammu? Maksudku, bukan sekedar doa selewat. Melainkan, ketika kamu benar-benar berdoa sembari membayangkan wajah mereka yang semakin menua. Ketika kamu berdoa dari hati agar mereka selalu diberkahi. Saya tahu kamu sibuk dengan segala aktivitasmu di luar rumah; kesibukanmu sebagai aktivis kampus, atau kesibukan belajarmu agar IPmu semester ini sempurna. Tetapi, kawan, ketika kamu sibuk dengan segala urusanmu, ketahuilah, bahwa, mungkin saja orang tuamu sedang merasa sepi di r