Coretan Dua Cangkir Kopi
Manusia dibuat percaya bahwa kebahagiaan senantiasa hadir beriringan dengan kesedihan. Sudah hukum alam, kata mereka. Walau rasa percaya itu tidak tertanam dalam pikiran, tindakan manusia yang terlihat tidak masuk akal menjadi bukti bahwa kepercayaan tersebut mereka terapkan dalam kehidupan. Aku, sebut diriku bodoh, adalah salah satu dari mereka yang tanpa sadar memelihara rasa sakit demi setetes kegembiraan. Atas nama cinta, ucapku tanpa beban. Ribuan petuah dari sahabat berdatangan, aku tahu, dan nasihat-nasihat itu selalu aku iyakan dengan khidmat. Ini bukan contoh kasus masuk telinga kiri keluar telinga kanan, kawan. Jangan menghakimiku dulu. Percayalah, bahwa aku menerima ribuan petuah itu dengan sukarela, mencernanya dengan baik di dalam otak, mengambil intisari bagaimana-kehidupan-seharusnya-berlangsung yang terkandung didalamnya, untuk kemudian memiliki pemikiran realistis seperti yang kawan-kawanku harapkan. Percaya padaku, kawan, pemikiran realistis itu sudah ada...