Ramadan adalah Tentang Kembali Kepada Diri Sendiri

Ramadan adalah bulan yang baik untuk mendengarkan apa yang tubuh dan hati kita butuhkan. Misalnya, apakah hati kita tidak tentram? Mungkin, kita butuh lebih banyak bercerita dan meditasi. Salah satu bentuk terbaik untuk bermeditasi adalah dengan melaksanakan sholat dengan tuma’ninah; tenang, khusyuk, tidak terburu-buru, rasakan setiap ucapan dan gerakan.

 

Kita juga butuh bercerita; berceritalah kepada orangtua, teman, orang terkasih, namun sebaik-baiknya bercerita adalah kepada Allah SWT. Sampaikan semua keluh kesah, target, dan harapan. Do’a orang yang berpuasa insyaAllah akan dikabulkan, sehingga Ramadan seharusnya menjadi puncak seluruh do’a kita.

 

Mungkin, kamu sering tidak enak badan atau mudah lelah. Jika iya, jadikan Ramadan ini sebagai ajang untuk bersikap mindful dengan apa yang kita makan dan lakukan.

 

Ketika kita berbuka puasa, kita jadi sadar bahwa kita mudah merasa kenyang dan cukup. Semoga dengan kesadaran tersebut, kita jadi bisa lebih menjaga asupan makanan agar tidak makan secara berlebihan.

 

Berpuasa juga seharusnya membuat tubuh kita lebih bugar dalam jangka panjang, sehingga kita jadi bersemangat untuk berolahraga; bisa setelah sahur, sebelum berbuka, atau setelah tarawih.

 

Untuk aku pribadi, aku biasanya lebih semangat skincare-an ketika Ramadan, karena aku sadar bahwa kulitku acne prone dan konsistensi penggunaan skincare adalah hal yang aku butuhkan. So, really, ask yourself what you need, and do yourself a favour of meeting your body and mind’s needs.

 

Jika kamu merasa butuh koneksi dengan dunia luar, coba reach out teman-teman lama. Tanya kabar mereka, atau ajak buka puasa bersama kalau sama-sama sempat. Menjadi dewasa sering membuat kita lupa dengan sekitar karena terlalu fokus dengan diri sendiri. Ini saat yang tepat untuk kembali menjalin silaturahmi.

 

Semoga kita diberikan kemampuan untuk mendengar apa yang tubuh dan hati kita butuhkan, serta Allah SWT limpahkan berkah untuk kita mampu memenuhi berbagai kebutuhan tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Berserikat di Tanah Rantau

Laylatul Qadr: Malam Penuh Renungan