Tolong Beritahu Aku

seberapa keras pun aku berusaha
akan ada malam-malam di mana aku hanya mampu pasrah
tertelan samudera kenangan masa lampau
karena rindu membuat taman seasri apapun terasa sesak

menenggelamkan diri dalam sastra yang begitu apik
memasak untuk puluhan mulut yang meraung-raung
berkebun hingga tidak ada tanaman yang tersisa untuk dipupuk
apalagi yang harus aku lakukan?

ingin rasanya aku menghampirimu, berbisik
'tolong katakan bahwa perasaanku hanya sepihak
bahwa kau tidak pernah sekalipun mengamini kisah kita
bahwa selama ini hanya aku yang berusaha
yang menunggu
seperti orang tidak tahu arah
yang berharap
seakan aku hanya tahu engkau dan engkau seorang
karena memang seperti itulah kenyataannya

tolong katakan bahwa aku harus menghentikan semuanya
semua anggapan bahwa mungkin suatu saat nanti engkau akan menganggapku ada
bahwa mungkin
engkau akan terbangun pada suatu pagi
dan bertanya apakah aku masih terlelap atau sedang ada di dapur
bahwa mungkin
suatu malam engkau sedang berbaring dan berpikir apakah aku sedang mendengarkan senandungmu

tolong katakan bahwa aku harus menyerah
bahwa aku harus mundur perlahan dan berpaling
bahwa aku tidak akan pernah cukup baik untuk menatap matamu sekali lagi
aku tidak akan cukup baik
aku paham bahwa aku tidak akan pernah cukup baik
tolong katakan itu semua
agar aku mampu mundur
dan meninggalkanmu untuk berbahagia bersama segala impianmu

tolong aku, tolong
agar aku sanggup mengubur segala kemungkinan
bahwa suatu saat nanti
mungkin kita akan berbincang sembari menyeduh kopi dalam naungan yang sama
bahwa pada suatu pagi, engkau mungkin akan terbangun dari tidur lelapmu
dan memutuskan bahwa engkau juga ingin merengkuh segala asa tentang kita

tolong aku
agar aku tersadar
dari segala kemungkinan yang aku tahu
tidak akan pernah terwujud
beritahu aku
bahwa selama ini hanya aku yang menunggu.'


- 8 Juli 2016

Comments

Popular posts from this blog

Ramadan adalah Tentang Kembali Kepada Diri Sendiri

Laylatul Qadr: Malam Penuh Renungan

Berserikat di Tanah Rantau