Posts

Showing posts from February, 2024

Walk The Talk: Menjalankan Istighfar

Istighfar adalah kalimat yang secara khusus ditujukan untuk memohon ampun atas kesalahan dan dosa-dosa yang dilakukan karena melanggar larangan Allah SWT. Istighfar sendiri secara harfiah merupakan ucapan kalimat astagfirullahaladzim  memiliki arti, "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung." Jika umat Muslim minimal membaca istighfar sebanyak 33 kali setelah sholat wajib, maka umat Muslim minimal membaca istighfar sebanyak 165 kali dalam sehari. Namun, sudahkah umat Muslim meresapi makna istighfar dan benar-benar memohon ampun ketika mengucap kalimat tersebut? "Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan." (QS. Al-Anfal Ayat 33) Sungguh mudah untuk mengucap istighfar, namun sulit untuk menurunkan ego, mengingat, dan mengakui segala kesalahan yang telah kita lakukan. Bukankah benar bahwa gajah di pelupuk mata tidak tampak, namu

Hijab adalah Bentuk Liberasi

  Ketika Anda mendengar kata ‘liberasi,’ entah bagaimana media mengajarkan Anda bahwa hijab bertentangan dengan kata tersebut.   Feminisme bukanlah feminisme jika tidak bersifat interseksional, karena berbagai bentuk diskriminasi (seksisme, rasisme, dan klasisme) dapat saling tumpang tindih.   Jika definisi Anda tentang liberasi perempuan hanya berpusat pada sudut pandang dan pengalaman beberapa komunitas tertentu, maka Anda tidak membuka ruang untuk berdiskusi.   Mengenakan hijab bagi perempuan Muslim adalah bentuk ketundukan kepada Tuhan. Hal ini tidak ada hubungannya dengan rasa malu, tidak ada hubungannya dengan laki-laki, terlepas dari apa yang media tanamkan ke dalam kepala Anda pada awal tahun 2000an untuk merendahkan martabat perempuan Muslim dan membuat Anda tidak keberatan dengan perang yang berlangsung.   Bagi perempuan Muslim, hijab adalah kebebasan karena itulah cara kami membatasai akses orang lain terhadap tubuh kami.   Tubuh kami bukan untuk konsum

Walk The Talk: Menjalankan Shahada

  Shahada adalah pernyataan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, yang berbunyi, “Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah.”   Saking pentingnya shahada, umat Islam terus diingatkan akan keyakinan dasar tersebut melalui bacaan syahadat di setiap adzan, iqamah, dan sholat 5 waktu.   Dalam hati dan kesadaran, umat Islam insyaAllah sudah yakin betul bahwa benar ‘tidak ada Tuhan selain Allah.’ Namun, sudahkah keyakinan itu diimplementasikan dalam bentuk perilaku?   Meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah berarti mendahulukan Allah dalam setiap pengambilan keputusan dalam hidup. ‘Jika aku berlaku seperti ini, apakah Allah akan ridho?’ Mentalitas seperti itu harus senantiasa kita pelihara dan jalankan.   Salah satu ayat Al-Qur’an yang paling aku suka adalah ayat terakhir Al-Kahfi, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Ya

Berserikat di Tanah Rantau

Mari kita berkumpul, sebelum itu dilarang. Mari kita berekspresi, membaca buku, dan menonton film, sebelum semua itu dilarang. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul termasuk dalam Hak Asasi Manusia, yang kelihatannya mulai tergerus di Republik Indonesia. Lalu, bagaimana dengan kemerdekaan berserikat para diaspora?   Menurut Rustam Ibrahim, kategorisasi organisasi masyarakat sosial (OMS) di Indonesia terbagi ke dalam 19 jenis kelompok, di mana salah satunya adalah kelompok pengajian; antara lain majelis taklim dan paroki.   Kemerdekaan berserikat para diaspora tentu dipengaruhi oleh hukum dan tata negara residensi masing-masing. Bersyukurlah bagi diaspora Indonesia yang menetap di Australia, karena kemerdekaan berserikat pun dilindungi di sini:   “ The right to freedom of association protects the right of all persons to group together voluntarily for a common goal and to form and join an association. Examples are political parties, professional or sporting clubs, non-governme

Laylatul Qadr: Malam Penuh Renungan

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. al-Qadr, [97]: 1–5).  Pada bulan Ramadan, ada sebuah malam yang begitu mulia, yang disebut sebagai Laylatul Qadr. Tertulis pada berbagai ayat Al-Qur’an dan hadits bahwa Laylatul Qadr lebih baik daripada 1000 bulan. Banyak orang kemudian berasumsi bahwa jika kaum Muslimin beribadah pada Laylatul Qadr dan ibadahnya diterima, maka hasil ibadah tersebut akan lebih baik daripada beribadah selama 1000 bulan atau 83 tahun. Namun, bagaimana Muslim seharusnya menanggapi pernyataan tersebut? Tidak ada orang yang tahu pasti kapan Laylatul Qadr turun. Namun, Allah sungguh baik memberikan kaum Muslimin kisi-kisi turunnya Laylatul Qadr, yang di antaranya adalah: - Malam ganjil di