Bahagia untuk Mereka

Saya memiliki beberapa sahabat.
Mereka semua adalah pribadi yang indah, insan yang memikat.
Sayang, beberapa waktu yang lalu, kisah romansa kami semua sedang berada pada titik terendah. Ditinggalkan, tidak dianggap, diabaikan, sebut apapun bentuk petaka, kami dapatkan itu semua. Sedih, kesal, saya tidak habis pikir kenapa wanita-wanita sebaik sahabat-sahabat saya diperlakukan seperti itu. Saya tidak habis pikir. Ya, walaupun sebenarnya saya juga salah satu yang diperlakukan seperti itu. Tetapi tidak apa, saya tidak sekeren sahabat-sahabat saya jadi saya berpikir saya pantas mendapatkannya hahahaha. For real. Sedangkan mereka tidak, hati semurni mereka tidak boleh diperlakukan dengan semena-mena.

Kemudian, hari-hari tersebut berubah.
Senangnya, akhir-akhir ini saya mendapat kabar baik dari satu persatu sahabat saya. Mereka berkisah mengenai pria-pria yang akhirnya datang dan membuat diri mereka yang sebenarnya sudah lengkap, menjadi lebih lengkap. Pria-pria yang begitu menghargai dan memperlakukan sahahabat-sahabat saya seperti putri. Kebaikan dalam hati sahabat-sahabat saya akhirnya ditemukan oleh kebaikan dalam hati pria-pria tersebut. Saya adalah orang yang paling bahagia melihat ini semua.

Memang, saya adalah satu-satunya orang yang masih berdiri di tempat, berdiam di titik awal.
Saya belum bisa berpindah. Bayang-bayang seorang pria yang sudah jelas-jelas berpaling dari saya, tidak mungkin kembali bagaimana pun caranya, masih begitu tegar terpatri. Ketika seluruh sahabat saya sudah berbahagia bersama pria-pria impian mereka yang menjadi nyata, saya masih berada di masa lalu, menangisi kisah yang sama setiap malam. Tapi tidak apa, karena kebahagiaan sahabat-sahabat saya adalah kebahagiaan saya yang paling nyata.

Dalam hidup ini, insan datang dan pergi, jiwa lalu lalang.
Beberapa akan mampir namun tidak untuk selamanya. Beberapa jiwa mungkin memang akan tinggal dalam waktu yang lama, walaupun raga mereka sudah tidak ada lagi dalam keseharian kita. Hal tersebut akan diperparah dengan sang inang yang tidak mau melepas jiwa itu pergi, sang inang yang memeluk jiwa itu erat seakan justru sang inang yang akan mati jika ia melepas si jiwa.

Berbahagialah bagi kalian yang sudah menemukan seseorang untuk berbagi.
Khususnya untuk sahabat-sahabat yang begitu saya sayangi, berbahagialah. Senyuman kalian begitu berharga. Betapa diri ini berharap pria-pria itu memahami betapa indahnya jiwa yang sedang mereka peluk dan berikrar untuk menjaga senyuman kalian dengan seluruh jiwa dan raga.

Selamanya.




Comments

Popular posts from this blog

Laylatul Qadr: Malam Penuh Renungan

Ramadan adalah Tentang Kembali Kepada Diri Sendiri

Berserikat di Tanah Rantau