Coretan di Penghujung Hari



Di penghujung hari,
kita bukanlah Keenan dan Kugy
yang bersama melepaskan perahu kertasnya berlayar ke laut

Pun bukan Zarah dan Gio
yang bersama mengarungi belantara amazon
hingga kelahiran peretas puncak

Kita, hanyalah penggalan-penggalan kisah yang merangkak dalam dunia mimpi Dee yang sedang terlelap
penggalan-penggalan kisah tanpa nama tokoh yang terkumpul dalam rectoverso;
sepasang insan yang terjebak dalam zona persahabatan,
seorang gadis yang hanya mampu duduk memandangi punggung pria yang ia cintai,
isakan tangis meratapi kepergian sang kekasih yang pulang ke pelukan Tuhan,
semua, seluruh penggalan kisah tanpa nama tokoh yang tidak berakhir dengan pelukan kebahagiaan pun genggaman tangan agar ia selalu menemani di sisi

Memang ada kalanya, kawan, seseorang berada dalam salah satu bilik rectoverso
bahkan, bisa jadi engkau telah memasuki seluruh 11 bilik yang tertulis abadi dan engkau mampu keluar hidup-hidup

Tetapi, kawan, aku percaya bahwa akhir dari setiap bilik dalam antologi rectoverso ialah akhir yang semu
karena,
akan tiba saatnya dimana;
kisahmu hadir semagis Kugy dan Keenan,
seindah Gio dan Zarah
pun setulus Toni dan Elektra

Lebih baik dari itu,
engkau akan memasuki bilik kisahmu sendiri,
dan di sana akan ada dia menantimu,
mengulurkan tangannya padamu untuk kau genggam,
hingga akhir nanti

Dan pada titik itulah kau sadar;
engkau sudah lulus dari coretan pena rectoverso dan engkau tidak memerlukan keagungan cerita supernova
engkau akan sadar, bahwa pada detik itulah engkau memulai kisahmu sendiri
dan bahwa kisah itulah sebaik-baiknya kisah yang ditulis oleh-Nya untukmu seorang.



- Wisma Salkia, 22 Juni 2016

Comments

Popular posts from this blog

Ramadan adalah Tentang Kembali Kepada Diri Sendiri

Laylatul Qadr: Malam Penuh Renungan

Berserikat di Tanah Rantau