Selamat Menjalani Kehidupan yang Sementara



Selamat menjalani kehidupan yang sesaat, kawan.
Karena, dalam setiap langkah, tugas manusia hanyalah berusaha. Kerahkan segala yang engkau miliki seoptimal mungkin. Walaupun terkadang, mimpi-mimpi yang terlahir dapat gugur terbilas oleh waktu. Tetapi, kawan, jangan lupa bahwa sebaik-baiknya alur kehidupan, adalah yang berasal dari Tuhan.

Bersederhanalah dalam setiap rasa.
Karena, segala hal akan selesai pada masanya. Segalanya pasti berlalu. Ketika kau tertatih karena ribuan problema hinggap dipunggungmu yang semakin terasa ringkih, percayalah bahwa sebenarnya segala hal memiliki akhir. Pun, segala kegelisahanmu pasti akan hilang ketika masanya telah berlalu.

Tak ada yang abadi, kawan.
Segalanya hanyalah sementara. Yang hidup akan merasakan mati. Pun, semua pertemuan akan berakhir pada perpisahan. Memang, tak dapat dipungkiri bahwa, terkadang air mata dan sendu turut hadir dalam segala pergantian fase.

Tetapi, bukankah senja itu elok? Bukankah fajar melambangkan suaka harapan?
Karenanya, kawan, sendu boleh merangkulmu agar sakit yang kau rasakan dapat meluruh. Tetapi, sediakan padang untuk merengkuh keindahan senja dan fajar, untuk merengkuh estetika dari pergantian, dari kehidupan yang sementara.
Hingga pada satu titik, engkau akan sadar bahwa semuanya tidak pernah dan tidak akan menjadi seburuk yang kau bayangkan.

Selamat menjalani kehidupan yang sementara, kawan.
Percayalah, bahwa pada akhirnya, semua akan baik-baik saja. Pun gelak tawa akan kembali menghiasi hari-harimu seperti sedia kala.




- Landas Biologi UI, 26 April 2016

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ramadan adalah Tentang Kembali Kepada Diri Sendiri

Laylatul Qadr: Malam Penuh Renungan

Berserikat di Tanah Rantau